Tentang Awal Mula PT.Freeport Indonesia - Ricardus Keiya
-->

Sunday, March 12, 2017

Tentang Awal Mula PT.Freeport Indonesia

author photo
PT. Freeport Papua
Sumber gambar // Okezone
Penemuan emas dan tembaga di Papua merupakan kejutan di zaman Indonesia modern. Kejutan itu mula-mula diletupkan oleh seorang geolog Belanda bernama Jean-Jacques Dozy, salah seorang anggota ekspedisi Colijin tahun 1936, saat hendak mendaki puncak Ngga Pulu (puncak Cartensz), yang bertengger pada ketinggian 4.906 m dpl.

Ketika itu, pada ketinggian 3.500 meter dpl, Jean-Jacques Dozy terperangah melihat sebuah bukit yang tampak hitam pekat, menjulang dengan ketinggian 75 m di atas padang rumput alpin. Naluri geologinya mengatakan, bukit yang sedang dilihatnya itu adalah sebuah cebakan mineral yang teramat kaya. Spontan ia menamakan puncak itu Ertsberg atau Gunung Bijih. “Tak salah lagi,“ kata Dozy ketika itu, “tak seorang geolog pun bisa tertipu oleh gunung hitam ini. Titik hijau dan birunya terlalu nyata untuk mendeteksi kandungan tembaga yang kaya di dalamnya.” Jean Jacques Dozy menerbitkan laporan tentang semuannya itu tahun 1939. Namun, karena Perang Dunia II pecah, laporan itu tidak menjadi prioritas yang akan ditindak lanjuti negara -negara Eropa pada saat itu.

Akhirnya, laporan Dozy terlupakan dan teronggok berdebu di Perpustakaan Universitas Leiden. Barulah pada 1959, Forbes Wilson, geolog asal Freeport Sulphur Company yang berpusat di Louisiana, Amerika Serikat, saat melakukakan riset kepustakaan, menemukan laporan Dozy tersebut. Laporan itu kontan membuat bulu kuduk Wilson bangkit karena ia tahu bahwa ia sedang dalam proses menemukan sebuah “harta karun” yang tak terhingga nilainya. Untuk membuktikan semuannya itu, pada tahun 1960 Forbes Wilson terbang ke Papua yang saat itu masih dikuasai Belanda untuk mendaki puncak Emas (Ngga Pulu).

Bila pada 1936 untuk mencapai tempat itu Dozy memerlukan waktu 57 hari setelah diterjunkan dengan parasut, tetapi di tahun 1960, Wilson hanya memerlukan 17 hari, dengan menggunakan tenaga para pemuda Amungme. Sesampainya di sana, Wilson, dengan peralatan yang lebih lengkap dan canggih dari pendahulunya, segera menemukan kesalahan Dozy. Gunung Bijih itu bukan 75 meter tingginya, melainkan 179 meter. Lebih dari itu, Wilson juga memperkirakan, kandungan tembaga dari Ertsberg bahkan bisa ditemukan hingga kedalaman 360 meter (George A. Mealey, 1996).

Masih banyak misteri yang tertutup rapat, Mari rame-rame kita cari tahu.

Sumber : Frans P Kafiar dalam Jurnal EKOSAINS

This post have 0 komentar

1. Dibutuhkan Kritik dan Saran Yang Membangun
2. Kritik dan Saran Harus Sesuai Konten Tulisan
3. Terima Kasih Telah Berkunjung
EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post